Bisnis Percetakan Sablon semasa Pemilu/Pemilukada (Pemilu Caleg ataupun Pemilu Pilpres) untuk percetakan sablon kaos kampanye, sablon digital spanduk atau bendera parpol, banyak menyisakan suka-duka bagi para pelaku usaha percetakan.
Berikut ini salah satu cerita dan kiat sukses bisnis percetakan sablon yang terangkum dalam menghadapi hingar-bingarnya pesta demokrasi rakyat tersebut.
Pemilu 2009 lalu menjadi pengalaman yang tak terlupakan buat Triyono Nurhadi alias Yono, pemilik bisnis percetakan sablon "Malioboro Sablon" yang berlokasi di Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Cakung, Jakarta Timur.
Bagaimana tidak, kala itu usaha bisnis percetakan-nya “babak belur”, lantaran banyak caleg peserta pemilu yang ternyata tidak mau melunasi pembayaran atas order cetak pesanannya, meski order pembuatan cetak sablon kaos dan spanduk sudah dipenuhinya. Alih-alih meraup untung, pengusaha bisnis percetakan sablon ini justru menelan kerugian yang tidak sedikit.
Mesin Sablon Otomatis ALL IN ONE
Bagaimana tidak, kala itu usaha bisnis percetakan-nya “babak belur”, lantaran banyak caleg peserta pemilu yang ternyata tidak mau melunasi pembayaran atas order cetak pesanannya, meski order pembuatan cetak sablon kaos dan spanduk sudah dipenuhinya. Alih-alih meraup untung, pengusaha bisnis percetakan sablon ini justru menelan kerugian yang tidak sedikit.
Mesin Sablon Rotary Manual
6 Head Screens
Keunggulannya memakai alat sablon manual rotary ini adalah pekerjaan cetak sablon dapat dijalankan secara massal (tergantung jumlah kepala screen) dengan hasil kerja yang banyak jumlah produksinya. Hasil sablonannya pun akurat layaknya menyablon secara manual.
“Salahnya, waktu Pemilu 2009 lalu saya banyak menerima order kampanye berdasarkan kepercayaan semata kepada pemesan. Tidak ada perjanjian pembayaran hitam diatas putih, apalagi uang muka. Makanya, begitu penagihan dilakukan, banyak caleg yang mangkir melunasi dan saya pun tidak bisa menuntut melalui jalur hukum.” ujarnya.
Pengalaman pahit itu, tentunya tak mau diulanginya lagi pada Pemilu 2009. Dia baru mau mengerjakan order cetak sablon yang diajukan caleg atau parpol, setelah ada uang muka sebesar 50%-70% dari nilai pesanan dan pelunasan dilakukan saat penyerahan seluruh pesanan.
Dia pun mencoba mencari tahu dengan seksama alamat rumah tinggal caleg, bila memungkinkan, bagi caleg yang baru membayar uang muka kurang dari 50%. Sekedar berjaga-jaga, mengantisipasi tidak terbayarnya order pesanan sang caleg.
Dia pun mencoba mencari tahu dengan seksama alamat rumah tinggal caleg, bila memungkinkan, bagi caleg yang baru membayar uang muka kurang dari 50%. Sekedar berjaga-jaga, mengantisipasi tidak terbayarnya order pesanan sang caleg.
Langkah ini ternyata cukup ampuh bagi pelaku bisnis percetakan sablon, karena pembayaran terpenuhi dan pekerjaan menjadi lancar dilaksanakan.
Akhirnya pun dia bisa meraup untung yang tidak sedikit dari banjirnya order cetak sablon kaos, spanduk atau bendera partai politik selama masa kampanye Pemilu 2009 ini.
Akhirnya pun dia bisa meraup untung yang tidak sedikit dari banjirnya order cetak sablon kaos, spanduk atau bendera partai politik selama masa kampanye Pemilu 2009 ini.
Diintisarikan dari :
mesinpercetakan.com
0 Comments